Sepintas judul diatas cukup familiar bagi penikmat lagu-lagu lawas. Ya, judul diatas merupakan kutipan penggalan lagu "Benci Tapi Rindu", yang dipopulerkan oleh Diana Nasution. Tapi tunggu dulu. Ini bukan curhat soal hubungan kisah kasih, percintaan, atau apapan namanya. Namun ini sekedar ungkapan pengalaman saya pribadi, khususnya menyangkut hubungan dengan sahabat. Sebab kutipan ini menjadi sangat pas untuk menggambarkan keberadaan saya di suatu organisasi tempat saya berada saat ini.

Setelah sekian lama tidak pernah menampakkan batang hidung, kemarin saya menyempatkan diri untuk mampir dan bersua bersama kawan-kawan, yang bagi saya merupakan orang-orang yang konsisten dalam pilihan hidup. Memang harus diakui, setelah beberapa bulan meninggalkan aktivitas bersama mereka, serasa ada yang kurang. Bukan mendramatisir, tapi benar ada yang hilang. Semangat, mungkin bisa dikatakan demikian. Secara teori yang saya pahami, kesadaran seseorang sangat tergantung dari kondisi dan situasi dimana dia berada. Ini pula yang sedang saya alami saat ini.

Disaat kami asyik berdiskusi ngalor ngidul, tiba-tiba salah seorang sahabat sekaligus kawan baik saya melontarkan kalimat yang diucapkan dalam sebuah nada lagu, "Kau Datang dan Pergi Sesuka Hatimu.......". Sontak saya memandang wajahnya lalu berusaha tertawa sekeras mungkin. Saya tau ungkapan itu ditujukan untuk saya, dan mungkin juga ditujukan buat teman-teman lain. Sangat sulit menjawab, dan memang tidak butuh jawaban. Karena menjawab, justru menjadi sebuah upaya membela diri. Jujur harus diakui bahwa sikap menghilang dan muncul seenaknya dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan perjuangan dan cita-cita mulia, adalah tindakan yang tidak bisa dimaklumi. Terlebih jika tujuan tersebut sangat menuntut kedisiplin dari anggota-anggotanya.

Sekali lagi, saya tidak ingin membela diri (ber-Apologi kata sebagaian kawan). Saya harus mengakui jika itu merupakan kesalahan yang tentu saja harus saya pertanggung jawabkan. Yang pasti, Semangat itu sangat saya butuhkan kawan. Semangat itu bukan hilang, namun menipis dikikis oleh lemahnya persentuhan kita selama ini. Saya tidak sedang menggoda moralitas kawan-kawan dengan meletakkan hubungan pertemanan diatas segalanya. Catatan pendek ini hanya ingin membuktikan bahwa, semangat dan kesadaran itu tidak akan pernah tumbuh dan membesar dengan sendirinya. Namun harus dipupuk didalam dan bersama kalian.