Berpuasa tapi Korupsi

Posted by blas 0 komentar
Ada berbagai versi definisi takwa yang dijelaskan oleh para ulama. Pada intinya, takwa adalah membangun dinding pembatas ( pelindung ) antara ia dan kemurkaan Allah SWT dari siksa neraka-Nya. Konsekuensi dari takwa tentunya menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

Fenomena umat yang gagal dalam memaknai esensi Ramadhan sudah sejak lama diinformasikan Rasulullah SAW.  Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa bagian yang ia dapatkan ( hanyalah ) lapar dan dahaga. Dan, betapa banyak orang yang melakukan qiyamul lail, namun bagian yang ia dapat hanyalah begadang malam.” ( HR Ahmad, al-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah ).

Akibat dari kegagalan itu adalah munculnya sikap dan perilaku menyimpang yang bertentangan antara ibadah ritual yang sedang dilaksanakan dan perilaku yang harusnya sejalan dengan nilai-nilai ibadahnya. Korupsi, misalnya, kepada orang seperti ini Rasulullah menegaskan bahwa ibadah mereka sia-sia.

Secara ideologis atau akidah, para koruptor sesungguhnya penganut agama materialisme meski KTP mereka tertulis Islam. Syariat atau sistem hidup yang mereka anut bukanlah syariat Islam meski terlihat sedang berpuasa secara fisik. Sistem kapitalismelah yang sesungguhnya sedang berlangsung dalam kehidupannya. Hal itu tampak jelas pada gaya hidupnya yang hedonis meski tampak luarnya seakan-akan mereka adalah seorang Muslim.

Mental korup dapat dicegah melalui ibadah puasa jika pelakunya menyadari esensi puasa adalah menumbuhkan rasa empati kepada orang susah dan miskin. Puasa juga menanamkan nilai sosial yang sangat tinggi lewat kemampuan mengendalikan diri ( al imsak ) untuk membahagiakan lingkungan sosial di mana kita berada.

Melihat kondisi bangsa dengan krisis multidimensional yang melanda, hakikatnya kebanyakan dari umat ini masih melakukan puasa sekadar lepas dari kewajiban, sekadar bisa dianggap sebagai Muslim di tengah masyarakatnya, belum berpuasa dengan penuh keimanan dan pengharapan akan rahmat dan ampunan Allah. Berpuasa, tetapi masih syirik dalam beragama dengan menjadi penyembah materi.
Secara kualitatif, puasa yang bermakna adalah ketika orang yang berpuasa merasakan adanya kesadaran akan kedekatan hubungan langsung dengan penciptanya dan Dia sendirilah yang memberikan balasannya sehingga segala aktivitas yang dilakukan seperti lapar dan haus juga syahwat dan emosi diredam dan ditinggalkan semata-mata karena Allah.

Wallahu a’lam bish-shawab
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Berpuasa tapi Korupsi
Ditulis oleh blas
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tempat-cari-jodoh.blogspot.com/2012/07/berpuasa-tapi-korupsi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Redesigned by Info Terbaru Original by Bamz | Copyright of tempat cari jodoh. Untuk SEO lebih lanjut kunjungi Trik SEO terbaru.